Kamis, 28 Juli 2016

MAKALAH FARMAKOLOGI: ANTIHIPERTENSI

MAKALAH FARMAKOLOGI

Description: index.jpg

DI SUSUN OLEH
 WA LINA LAMARUNGA
II A





POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
PRODI D III KEPERAWATAN FAKFAK
2016



ANTIHIPERTENSI
A.    Pengertian
Hipertensi atau  tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di atas 140/90mmHg. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg. Tekanan Darah (TD) didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi.
Antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
Semua obat antihipertensi bekerja pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.

Klasifikasi
Sistolik(mm Hg)

Diastolik(mmHg)
Normal
<120
Dan
< 80
Prehipertensi
120-139
Atau
80-90
Tahap 1 hipertensi
140-159
Atau
90-99
Tahap 2 hipertensi
≥160
Atau
≥ 100

B.  Terapi Hipertensi
1.    Terapi Non-Farmakologi
a.  Penderita prehipertensi dan hipertensi sebaiknya di anjurkan memodifikasikan gaya hidup  termasuk :
-          Penurun berat badan jika kelebihan berat badan
-          Melakukan diet makanan yang di ambil DASH
-          Mengurangi  asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan 2,4 g/hr (6 g/hr NaCl)
-          Melakukan aktivitas fisik seperti aerobik
-          Mengurangi konsumsi alkohol dan
-          Menghentikan kebiasaan merokok
b.    Penderita yang di diagnosa hipertensi tahap 1 dan 2 sebaiknya di tempatkan pada terapi modifikasi gaya hidup dan terapi obat sacara bersamaan.

2.    Terapi Farmakologi
Ada enam  compelling indications yang spesifik dengan obat hipertensi serta memberikan keuntungan yang unik. Diuretik , β bloker,ACE,ARB dan CCB merupakan agen  primer berdasarkan pada data kerusakan organ target atau morbiditas dan kematian kardiovaskular. α_Bloker,α2-agonis sentral, inhibitor adrenergik, dan vasodilator merupakan alternatif yang digunakan penderita setelah mendapatkan pilihan pertama.
Evidence-based medicine adalah pengobatan yang didasarkan atas bukti terbaik  yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar, jelas, dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek evidence-based  untuk hipertensi termasuk memilih obat tertentu berdasarkan data yang menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas kardiovaskular atau kerusakan target organ akibat hipertensi. Bukti ilmiah menunjukkan kalau sekadar menurunkan tekanan darah, tolerabilitas, dan biaya saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat hipertensi. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor ini, obat-obat yang paling berguna adalah diuretik, penghambat enzim konversi angiotensin (ACE), penghambat reseptor angiotensin (ARB), penyekat beta, dan antagonis kalsium (CCB). Mencapai Tekanan Darah pada masing-masing pasien Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang diinginkan.Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah. Apabila tekanan darah  melebihi 120/110 mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi  dengan dua obat. Yang harus diperhatikan adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasien pasien dengan diabetes, disfungsi autonomik, dan  lansia.
Obat antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
a.    Diuretik
Obat diuretik merupakan obat yang bekerja dalam ginjal, mulai dari tubulus kontartus distal sampai ansahenle. obat diuretik secara umum berfungsi sebagai peningkatatan ekskresi natrium, air, dan clorida bersamaan dengan air kencing. pada penyakit hipertensi natrium, air dan clorida akan sangat mempengarui banyaknya volume darah yang menyebabkan tekanan darah tinggi da selain itu juga berfungsi untuk mengurangi peningkatan tekanan darah, obat deuretik juga berfungsi untuk memobilisasi cairan udem yang berarti  mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal. pada penyakit hipertensi obat deuretik yang di sering di pakai untuk menurunkan tekanan darah yaitu, yaitu :
1)   Thiazide
Adalah golongan yang di pilih untuk menagani hipertensi thiazide merupakan agen dieuretik yang paling efektif untuk menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal,natrium dan cairan akan terakumulasi maka dieuretik jerat henle perlu di gunakan untuk mengatasi efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini mempengaruhi tekanan darah arteri.
2)   Diuretik Hemat Kalium
Merupakan antihipertensi yang lemah jika digunakan tunggal
3)   Antagonis aldosteron
Merupakan dieuretik hemat kalium juga tetapi lebih berpotensi sebagai antihipertensi denagn onset aksi yang lama (hingga 6 minggu dengan spironolakton)

-       Sediaan Obat
-          Bendrofluazid
Cordizide
-          Klortalidon
Hygroton, Tenoret, Tenoretic
-          Hidroklortiazid
(generik)
-          Indapamid
Natrilix
-          Metolazon
Zaroxylyn
-          Xipamid   
 Diuresan
-          Furosemid
(generik) ariset,diurefo,Farsiretic
-          Bumetanid
Burinex
-          Torasemid
Una
-          Amilorid HCl
generik), Puritrid
-          Spironolakton
(generik),Carpaiton, Letonal
-          Manitol     
 (generik)

b.    Inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme (ACE)
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium melalui  urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
-       Sediaan Obat
-          Kaptropil
(generik),Acenril,Capoten,Casipril,Dexacap,farmoten
-          Benazepril
Cibasen
-          Delapril
Cupressin
-          Enalapril maleat
(generik), Rebacardon,Renivace,Tenace
-          Fosinopril
Acenor M
-          Lisinopril
Interpril,Noperten,Tensinop,Zetril
-          Perindopril
Prexum
-          Kuinapril
 Accupril
-          Ramipril
Triatec
-          Silazapril
Inhibace

c.    Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Pada obat antihipertensi jenis ARB ini merupakan obat yang bekerja untuk menghambat reseptor T1 dan T2. disini reseptor T1berfungsi sebagai perantara semua efek yang di timbulkan angiotensin II.di dalam tubuh kita reseptor T1 terdapat terutama di otot polos pembuluh darah, dan di otot jantung. selain itu juga terdapat di ginjal, otak, kelenjar andrenal. sedangkan T2 terdapat di medula andrenal dan mungkin juga di sistem saraf pusat. namun fungsi dari T2 sampai saat ini belum bisa di jelaskan secara pasti.
-       Sediaan Obat
-          Losartan
Acetensa,Cozaar,Insaar
-          Valsartan
Aprovel,Blopress,Diovan

d.   β_bloker
Dalam pengobatan hipertensi terdapat banyak mekanisme cara kerja obat beta-bloker untuk menurunkan tekanan darah, diantaranya yaitu :
1)         obat beta-bloker akan menurunkan frekuensi denyut jantung dan kontraktilitas otot jantung ( miokardium ) sehingga dapat menurunkan curah jantung (cardiac output ) untuk menurunkan hipertensi.
2)         obat beta - bloker akan menghambat produksi sekresi renin dari sel staglomerolus, dimana fungsi renin sebagai pemicu terbentuknya angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang akan meningkatkan tekanan darah tinggi.
3)         obat beta -bloker akan menurunkan sistem saraf simpatis yang akan meningkatkan tekanan obat beta - bloker akan menurunkan pada sensitivitas baroreseptor.
4)         obat hipertensi jenis ini baik di gunakan untuk pasien hipertensi dengan penyakit diabetes militus, karena tidak mengakibatkan kenaikan gula darah.
-          Sediaan Obat
-          Propanolol
(generik),Farmadral,Inderal,Lipblok,Propadex
-          Asebutolol
Sectral
-          Atenolol
generik),Farnormin,Internolol,Tenormin,Tensinorm,Zumablok
-          Betaksolol
Concor
-          Bisoprolol fumarat
Mikelan
-          Karvedilol
Mikelan
-          Labetalol HCl          
 Trandate
-          Metroprolol
Ateksi,Lopresor,Seloken
-          Nadolol
Farmagand
-          Oksprenolol HCl
Trasitensin
-          Pindolol
Visken
-          Sotasol     
Sotacor

e.    Penghambat Saluran Kalsium (CCB)
Obat hipertensi jenis antagonis kalsium merupakan obat hipertensi yang diindikasikan untuk penurunan hipertensi secara cepat, karena obat ini memiliki kadar puncak dengan cepat. namun hal ini bisa menyebabkan efeksamping yang merugikan yaitu berupa cetusan iskemik miokard ( kekurangan oksigen pada otot jantung, sehingga jantung menjadi terasa nyeri nyeri ) atau menyebabkan iskemis serebral karena penurunan secara mendadak pada arteri. Cara kerja obat hipertensi jenis ini adalah dengan cara menghambat kalsium ( Ca ++ ) saat fase depolarisasi, dimana karena penurunan kalsium ini kontraksi vaskuler arteri akan menurun.
-       Sediaan Obat
-          Amilodipin besilat
Norvask, Tensivask
-          Diltiazem HCl          
generik), Cardyne,Dilatrop, Dilso, Diltan, Farmabes, Herbesser,Racordil
-          Felodipin
Plendin, Er
-          Nikardipin HCl
Loxen
-          Nifedipin
(generik),Adalat,Calcianta,Carvas,Farmalat,Fedipin,Ficor,Niprocor,Pincard,Ramanil,Xepalat
-          Nimodipin
Nimotop

f.     Penghambat Reseptor α
Prasozin,tetrasozin,dan doxazosin merupkan penghambat sereptor α1 yang menginhibisi ketekolamin pada sel otot polos vaskular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Efek samping berat yan mungkin terjadi merupakan gejal dosis awal yang di tandai dengan hipotensi ortostatik yang disertai dengan pusing atau pingsan sesaat.
-       Sediaan Obat
-          Prazosin
Minipress
-          Doksazosin
Cardura, Kaltensil

g.    Antagonis α2- Pusat
Obat anti hipertensi tipe ini menurunkan aktifitas sistem saraf dalam memproduksi adrenalin, yang mungkin menyebabkan rasa kantuk atau pusing
-       Sediaan Obat
-          Klonidin
Clonidin (generik),Catapres,Dixaril
-          Metildopa
Dopamet,Medopa,Tensipas,Hyperpax

h.    Reserpin
Reserpin dapat menyebabkan retensi natrium dan cairan dengan signifikan sehimgga perlu di berikan bersama dengan diuretik thiazide.
                    Reserpin mengosongkan norepinefrin dari saraf akhir simpatik dan memblok transpor norepinefrin ke dalan glanul penimpanan. Pada saat saraf terstimulasi,sejumlah norepnefrin (kurang dari jumlah biasanya) di lepaskan kedalam sinap. Pengurangan tonus simpatetik menurunkan resistensi perifer dan tekanan darah.
                    Reserpin memiliki waktu paruh yang panjang serta dosis satu kali sehari dapat di berikan tetapi hal ini dapat di lakukan 2-6 minggu sebelum efek antihipertensi terlihat maksimal.

i.      Vasodilator Arteri Langsung
Hidralazine dan Minoxidil menyebabkan relakasasi langsung otot polos arteriola. Aktivitas refleks baroseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor, meningkatnya denyut jantung,curah jantung dan pelepasan renin. Oleh karena itu efek hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga mendapatkan pengobatan inhibitor simpatik dan diuretik.
-          Hydralazine memiliki kegunaan yang terbatas terhadap pengobatan hipertensi
-          Minoxidil umumnya di gunakan sebagai cadangan untuk mengontrol hioertensi yang sulit.



DAFTAR PUSTAKA

Syarif,  Amir . 2007 . Farmakologi Dan Terapi . Edisi V .  penerbit FKUI . : Jakarta.
Sukandar, Andrajati, et al . 2008 . Iso Farmakologi . PT.ISFI . :  Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar