MAKALAH FARMAKOLOGI

DI
SUSUN OLEH
WA LINA LAMARUNGA
II A
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SORONG
PRODI D III KEPERAWATAN FAKFAK
2016
ANTIHIPERTENSI
A.
Pengertian
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah di
atas 140/90mmHg. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan
sistolik > 140 mmHg dan tekanan diastolik > 90 mmHg. Tekanan Darah (TD)
didistribusikan terus menerus, tidak ada definisi absolut untuk hipertensi.
Antihipertensi adalah obat yang
digunakan untuk menurunkan tekanan darah tingggi hingga mencapai tekanan darah
normal.
Semua obat antihipertensi bekerja
pada satu atau lebih tempat kontrol anatomis dan efek tersebut terjadi dengan
mempengaruhi mekanisme normal regulasi TD.
Klasifikasi
|
Sistolik(mm Hg)
|
|
Diastolik(mmHg)
|
Normal
|
<120
|
Dan
|
< 80
|
Prehipertensi
|
120-139
|
Atau
|
80-90
|
Tahap 1 hipertensi
|
140-159
|
Atau
|
90-99
|
Tahap 2 hipertensi
|
≥160
|
Atau
|
≥ 100
|
B. Terapi Hipertensi
1.
Terapi Non-Farmakologi
a. Penderita
prehipertensi dan hipertensi sebaiknya di anjurkan memodifikasikan gaya
hidup termasuk :
-
Penurun berat badan jika kelebihan berat
badan
-
Melakukan diet makanan yang di ambil
DASH
-
Mengurangi asupan natrium hingga lebih kecil sama dengan
2,4 g/hr (6 g/hr NaCl)
-
Melakukan aktivitas fisik seperti
aerobik
-
Mengurangi konsumsi alkohol dan
-
Menghentikan kebiasaan merokok
b.
Penderita yang di diagnosa hipertensi
tahap 1 dan 2 sebaiknya di tempatkan pada terapi modifikasi gaya hidup dan
terapi obat sacara bersamaan.
2. Terapi
Farmakologi
Ada enam compelling indications yang spesifik dengan
obat hipertensi serta memberikan keuntungan yang unik. Diuretik , β
bloker,ACE,ARB dan CCB merupakan agen
primer berdasarkan pada data kerusakan organ target atau morbiditas dan
kematian kardiovaskular. α_Bloker,α2-agonis sentral, inhibitor adrenergik, dan
vasodilator merupakan alternatif yang digunakan penderita setelah mendapatkan
pilihan pertama.
Evidence-based medicine adalah
pengobatan yang didasarkan atas bukti terbaik
yang ada dalam mengambil keputusan saat memilih obat secara sadar,
jelas, dan bijak terhadap masing-masing pasien dan/atau penyakit. Praktek evidence-based untuk hipertensi termasuk memilih obat
tertentu berdasarkan data yang menunjukkan penurunan mortalitas dan morbiditas
kardiovaskular atau kerusakan target organ akibat hipertensi. Bukti ilmiah
menunjukkan kalau sekadar menurunkan tekanan darah, tolerabilitas, dan biaya
saja tidak dapat dipakai dalam seleksi obat hipertensi. Dengan mempertimbangkan
faktor-faktor ini, obat-obat yang paling berguna adalah diuretik, penghambat
enzim konversi angiotensin (ACE), penghambat reseptor angiotensin (ARB),
penyekat beta, dan antagonis kalsium (CCB). Mencapai Tekanan Darah pada
masing-masing pasien Kebanyakan pasien dengan hipertensi memerlukan dua atau
lebih obat antihipertensi untuk mencapai target tekanan darah yang
diinginkan.Penambahan obat kedua dari kelas yang berbeda dimulai apabila
pemakaian obat tunggal dengan dosis lazim gagal mencapai target tekanan darah.
Apabila tekanan darah melebihi 120/110
mm Hg diatas target, dapat dipertimbangkan untuk memulai terapi dengan dua obat. Yang harus diperhatikan
adalah resiko untuk hipotensi ortostatik, terutama pada pasien pasien dengan
diabetes, disfungsi autonomik, dan
lansia.
Obat
antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah
tingggi hingga mencapai tekanan darah normal.
a.
Diuretik
Obat diuretik merupakan obat yang
bekerja dalam ginjal, mulai dari tubulus kontartus distal sampai ansahenle.
obat diuretik secara umum berfungsi sebagai peningkatatan ekskresi natrium,
air, dan clorida bersamaan dengan air kencing. pada penyakit hipertensi natrium,
air dan clorida akan sangat mempengarui banyaknya volume darah
yang menyebabkan tekanan darah tinggi da selain itu juga berfungsi
untuk mengurangi peningkatan tekanan darah, obat deuretik juga berfungsi untuk
memobilisasi cairan udem yang berarti mengubah keseimbangan cairan
sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel menjadi normal. pada
penyakit hipertensi obat deuretik yang di sering di pakai untuk menurunkan
tekanan darah yaitu, yaitu :
1)
Thiazide
Adalah golongan yang di pilih untuk menagani
hipertensi thiazide merupakan agen dieuretik yang paling efektif untuk
menurunkan tekanan darah. Dengan menurunnya fungsi ginjal,natrium dan cairan
akan terakumulasi maka dieuretik jerat henle perlu di gunakan untuk mengatasi
efek dari peningkatan volume dan natrium tersebut. Hal ini mempengaruhi tekanan
darah arteri.
2)
Diuretik Hemat Kalium
Merupakan antihipertensi yang lemah jika digunakan
tunggal
3)
Antagonis aldosteron
Merupakan dieuretik hemat kalium juga tetapi lebih
berpotensi sebagai antihipertensi denagn onset aksi yang lama (hingga 6 minggu
dengan spironolakton)
- Sediaan Obat
-
Bendrofluazid
|
Cordizide
|
-
Klortalidon
|
Hygroton,
Tenoret, Tenoretic
|
-
Hidroklortiazid
|
(generik)
|
-
Indapamid
|
Natrilix
|
-
Metolazon
|
Zaroxylyn
|
-
Xipamid
|
Diuresan
|
-
Furosemid
|
(generik)
ariset,diurefo,Farsiretic
|
-
Bumetanid
|
Burinex
|
-
Torasemid
|
Una
|
-
Amilorid HCl
|
generik), Puritrid
|
-
Spironolakton
|
(generik),Carpaiton, Letonal
|
-
Manitol
|
(generik)
|
b.
Inhibitor Angiotensin-Converting Enzyme
(ACE)
Berfungsi untuk menurunkan
angiotensin II dengan menghambat enzim yang diperlukan untuk mengubah
angiotensin I menjadi angiotensin II. Hal ini menurunkan tekanan darah baik
secara langsung menurunkan resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan
untuk sintesis aldosteron, maupun dengan meningkatkan pengeluaran netrium
melalui urine sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
- Sediaan Obat
-
Kaptropil
|
(generik),Acenril,Capoten,Casipril,Dexacap,farmoten
|
-
Benazepril
|
Cibasen
|
-
Delapril
|
Cupressin
|
-
Enalapril maleat
|
(generik),
Rebacardon,Renivace,Tenace
|
-
Fosinopril
|
Acenor M
|
-
Lisinopril
|
Interpril,Noperten,Tensinop,Zetril
|
-
Perindopril
|
Prexum
|
-
Kuinapril
|
Accupril
|
-
Ramipril
|
Triatec
|
-
Silazapril
|
Inhibace
|
c.
Penghambat Reseptor Angiotensin II (ARB)
Pada obat antihipertensi jenis ARB
ini merupakan obat yang bekerja untuk menghambat reseptor T1 dan T2. disini
reseptor T1berfungsi sebagai perantara semua efek yang di timbulkan angiotensin
II.di dalam tubuh kita reseptor T1 terdapat terutama di otot polos pembuluh
darah, dan di otot jantung. selain itu juga terdapat di ginjal, otak, kelenjar
andrenal. sedangkan T2 terdapat di medula andrenal dan mungkin juga di sistem
saraf pusat. namun fungsi dari T2 sampai saat ini belum bisa di jelaskan secara
pasti.
- Sediaan Obat
-
Losartan
|
Acetensa,Cozaar,Insaar
|
-
Valsartan
|
Aprovel,Blopress,Diovan
|
d.
β_bloker
Dalam pengobatan
hipertensi terdapat banyak mekanisme cara kerja obat beta-bloker
untuk menurunkan tekanan darah, diantaranya yaitu :
1)
obat beta-bloker akan menurunkan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas otot jantung ( miokardium ) sehingga dapat menurunkan
curah jantung (cardiac output ) untuk menurunkan hipertensi.
2)
obat beta - bloker akan menghambat produksi sekresi
renin dari sel staglomerolus, dimana fungsi renin sebagai pemicu terbentuknya
angiotensinogen menjadi angiotensin I, yang akan meningkatkan tekanan darah
tinggi.
3)
obat beta -bloker akan menurunkan sistem saraf
simpatis yang akan meningkatkan tekanan obat beta - bloker akan menurunkan pada
sensitivitas baroreseptor.
4)
obat hipertensi jenis ini baik di gunakan untuk pasien
hipertensi dengan penyakit diabetes militus, karena tidak mengakibatkan
kenaikan gula darah.
-
Sediaan Obat
-
Propanolol
|
(generik),Farmadral,Inderal,Lipblok,Propadex
|
-
Asebutolol
|
Sectral
|
-
Atenolol
|
generik),Farnormin,Internolol,Tenormin,Tensinorm,Zumablok
|
-
Betaksolol
|
Concor
|
-
Bisoprolol fumarat
|
Mikelan
|
-
Karvedilol
|
Mikelan
|
-
Labetalol HCl
|
Trandate
|
-
Metroprolol
|
Ateksi,Lopresor,Seloken
|
-
Nadolol
|
Farmagand
|
-
Oksprenolol HCl
|
Trasitensin
|
-
Pindolol
|
Visken
|
-
Sotasol
|
Sotacor
|
e.
Penghambat Saluran Kalsium (CCB)
Obat hipertensi jenis antagonis
kalsium merupakan obat hipertensi
yang diindikasikan untuk penurunan hipertensi secara cepat, karena
obat ini memiliki kadar puncak dengan cepat. namun hal ini bisa menyebabkan
efeksamping yang merugikan yaitu berupa cetusan iskemik
miokard ( kekurangan oksigen pada otot jantung, sehingga jantung menjadi terasa
nyeri nyeri ) atau menyebabkan iskemis serebral karena penurunan secara
mendadak pada arteri. Cara kerja obat hipertensi jenis ini adalah dengan cara
menghambat kalsium ( Ca ++ ) saat fase depolarisasi, dimana karena penurunan
kalsium ini kontraksi vaskuler arteri akan menurun.
- Sediaan Obat
-
Amilodipin besilat
|
Norvask,
Tensivask
|
-
Diltiazem HCl
|
generik), Cardyne,Dilatrop,
Dilso, Diltan, Farmabes, Herbesser,Racordil
|
-
Felodipin
|
Plendin,
Er
|
-
Nikardipin HCl
|
Loxen
|
-
Nifedipin
|
(generik),Adalat,Calcianta,Carvas,Farmalat,Fedipin,Ficor,Niprocor,Pincard,Ramanil,Xepalat
|
-
Nimodipin
|
Nimotop
|
f.
Penghambat Reseptor α
Prasozin,tetrasozin,dan doxazosin
merupkan penghambat sereptor α1 yang menginhibisi ketekolamin pada sel otot
polos vaskular perifer yang memberikan efek vasodilatasi. Efek samping berat
yan mungkin terjadi merupakan gejal dosis awal yang di tandai dengan hipotensi
ortostatik yang disertai dengan pusing atau pingsan sesaat.
- Sediaan Obat
-
Prazosin
|
Minipress
|
-
Doksazosin
|
Cardura,
Kaltensil
|
g. Antagonis
α2- Pusat
Obat anti hipertensi tipe ini
menurunkan aktifitas sistem saraf dalam memproduksi adrenalin, yang mungkin
menyebabkan rasa kantuk atau pusing
- Sediaan Obat
-
Klonidin
|
Clonidin (generik),Catapres,Dixaril
|
-
Metildopa
|
Dopamet,Medopa,Tensipas,Hyperpax
|
h.
Reserpin
Reserpin dapat menyebabkan retensi
natrium dan cairan dengan signifikan sehimgga perlu di berikan bersama dengan
diuretik thiazide.
Reserpin mengosongkan
norepinefrin dari saraf akhir simpatik dan memblok transpor norepinefrin ke
dalan glanul penimpanan. Pada saat saraf terstimulasi,sejumlah norepnefrin
(kurang dari jumlah biasanya) di lepaskan kedalam sinap. Pengurangan tonus
simpatetik menurunkan resistensi perifer dan tekanan darah.
Reserpin memiliki waktu
paruh yang panjang serta dosis satu kali sehari dapat di berikan tetapi hal ini
dapat di lakukan 2-6 minggu sebelum efek antihipertensi terlihat maksimal.
i.
Vasodilator Arteri Langsung
Hidralazine
dan Minoxidil menyebabkan relakasasi langsung otot polos arteriola. Aktivitas
refleks baroseptor dapat meningkatkan aliran simpatetik dari pusat vasomotor,
meningkatnya denyut jantung,curah jantung dan pelepasan renin. Oleh karena itu
efek hipotensi dari vasodilator langsung berkurang pada penderita yang juga
mendapatkan pengobatan inhibitor simpatik dan diuretik.
-
Hydralazine memiliki kegunaan yang terbatas terhadap
pengobatan hipertensi
-
Minoxidil umumnya di gunakan sebagai cadangan untuk mengontrol
hioertensi yang sulit.
DAFTAR PUSTAKA
Syarif, Amir . 2007 . Farmakologi
Dan Terapi . Edisi V . penerbit FKUI . :
Jakarta.
Sukandar, Andrajati, et al . 2008 . Iso Farmakologi . PT.ISFI . : Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar